
Meskipun menggunakan kebaya, namun para atlit yang usianya rata-rata diatas 30 tahun itu, sangat semangat untuk saling mengalahkan lawannya. Keringat pun dibiarkan membasahi busana kebaya dan make-up peserta.
Menurut pengakuan salah satu peserta lomba, Mawarni (35), tenis meja adalah olahraga kesukaannya. Olahraga itu, selalu ia lakukan hampir disetiap sore, untuk menjaga kesehatan.
"Tapi kalau tenis meja memakai kebaya seperti ini, baru kali ini saya lakukan," kata Warni, usai mengikuti kejuaraan.
Baginya, menang dan kalah dalam lomba tersebut tidak masalah. Sebab semua ini untuk menjalin silaturahim dan ikut merayakan hari Kartini.
"Kita harus mewarisi semangat Kartini. Sampai kapanpun," akunya.
Hal senada juga dikatakan oleh Rini (37). Ia mengaku kalau baru kali ini ikut lomba tenis meja menggunakan kebaya. Meskipun sulit, tapi ia lakukan dengan semangat dan senang hati. Baginya hal ini untuk meramaikan peringatan Hari Kartini dan meluangkan waktu untuk saling mengenal orang-orang disekitar yang biasanya sibuk dengan urusan masing-masing. "Sulit, tapi menyenangkan. Kita bisa tertawa-tawa," katanya.
Sementara itu, ketua panitia lomba, Gunoto, mengatakan lomba dilakukan dalam rangka peringatan Hari Kartini 21 April lusa. Selain kejuaraan tenis meja memakai kebaya, panitia juga menggelar lomba merangkai bunga, sayur dan buah. "Kami berharap ada semangat dari ibu-ibu. Lomba tenis meja ini hanya untuk refresing saja," katanya.
Ini adalah lomba olahraga terunik yang pernah diadakan saat hari raya peringatan Ibu kita Kartini.
0 komentar:
Posting Komentar